MENGUKUR TEKANAN PEKERJAAN KARYAWAN
- Latar Belakang
Era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut karyawan untuk memiliki kemampuan teknis dan keahlian khusus. Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim ( Suska) Riau., sebagai salah satu Perguruan Tinggi juga harus mengikuti pesaingan global ini agar mampu bertahan, dituntut memiliki pegawai yang bena-benar mampu bersaing dari kemajuan UIN Suska Riau sendiri. Namun dalam menghadapi persaingan tersebut, selalu ditetapkan dengan tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
Tekanan berarti berbagai tetek bengek urusan yang menumpuk dan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Dengan cara yang sederhana dapat dikatakan bahwa tekanan itu adalah sesuatu yang bersangkutan dengan interaksi antara orang dengan lingkungan (Gibson dkk, 1997 : 162).
Definisi tekanan di atas memandang individu dan lingkungan sebagai suatu interaksi perangsang (stimulus), interaksi tanggapan (response) atau interaksi antara perangsang dan tanggapan. Tekanan adalah akibat dari interaksi khusus antara keadaan rangsangan dalam lingkungan dan kecenderungan orang memberi tanggapan dengan cara tetentu apakah tekanan itu dirasakan atau dialami oleh orang tertentu tergantung kepada ciri khas orang tersebut.
Dr Hans Selye mengemukakan 3 fase reaksi pertahanan yang disususn oleh seseorang apabila ia menghadapi tekanan, yang diberi nama Gejala Penyesuaian Umum (General Adaptation Syndrome singkatan dari GAS), yaitu (Edstrom, 1997: 7)
- Tingkat bahaya (alarm stage) adalah mobilisasi permulaan yang digunakan oleh badan untuk menghadapi tantangan dari penekanan, dimana badan memperlihatkan ciri-ciri perubahan karena terkena tekanan.
- Jika penekan itu berlangsung terus, maka GAS maju ke tingkat perlawanan (resistance stage), tanda-tanda memasuki tingkat perlawanan adalah kelelahan, kegelisahan, dan ketegangan. Jika tekanan yang berlangsung terus itu dapat dicocokkan dengan penyesuaian maka perlawanan meningkat di atas normal.
- Tingkat kelelahan, jika orang dalam waktu yang lama dan terus-menerus terkena tekanan yang sama, maka akhirnya tenaga penyesuaian diri yang tersedia akan habis, dan sistem yang menentang penekan menjadi lelah.
Tekanan juga dapat diartikan sebagai “stress”. Masalah stress banyak dibicarakan orang, namun tidak semua orang mengerti dengan tepat apa stress itu. Sebahagian besar kita sadar bahwa stress karyawan semakin menjadi masalah dalam organisasi. Sebelum membahas lebih lanjut faktor apa saja yang dapat mengakibatkan stress dalam bekerja, sebaiknya kita mengetahui apa itu stress.
Yang dimaksud dengan stress adalah kondisi dinamis dengan rasa tegang dan cemas pada individu atau kumpulan individu dikarenakan adanya ketidak seimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon yang dihadapkan dengan kesempatan dan pembatas yang diinginkannya dengan ditandai oleh ketegangan emosional yang berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik (Agoes dkk, 2003 :15).
Dari defenisi di atas ketegangan emosional disebabkan oleh kemampuan respon berada jauh lebih rendah dibandingkan kesempatan dan tuntunan yang diharapkan, sehingga dengan kemampuan emosional tersebut kondisi mental dan fisik seseorang akan mendapat gangguan. Derajat gangguan yang dialami tegantung kepada derajat ketegangan emosional. Semakin tinggi ketegangan emosionalnya maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kondisi mental dan fisik.
Orang yang sedang mengalami stress secara psikologis menderita tekanan dan ketegangan yang membuat pola berpikir, emosi dan prilakunya menjadi kacau. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, stress merupakan kondisi dinamis dimana individu dikonfrontasikan dengan kesempatan, pembatas atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkan yang hasilnya dianggap tidak pasti dan penting (Agoes dkk, 2003 : 15).
Stress menurut Vincent Cornelli, merupkan suatu gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh pikiran dan tuntutan kehidupan; serta dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu dalam lingkungan tersebut (Musbikin, 2005 : 10).
Ada hal-hal lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya stress bagi seseorang di dalam bekerja, yaitu (Handoko, 1998 : 201).
- Beban kerja yang berlebihan
- Tekanan atau desakan waktu kerja
- Kualitas supervisi yang jelek
- Iklim, politis yang tidak aman
- Umpan balik tentang pelaksaaan kerja yang tidak memadai
- Wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung-jawab
- Konflik antar pribadi dan antar kelompok
- Perbedaan persepsi antara purusahaan dan karyawan
- Berbagai bentuk perubahan
Setiap orang telah mengalami beban kerja yang terlalu berat pada suatu waktu. Beban yang telalu berat terdiri dari dua jenis, kuantitatif dan kualitatif. Keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan tugas merupakan beban kerja kuantitatif. Beban terlalu berat yang bersifat kuantitatif terjadi apabila orang merasa kurang mampu menyelesaikan tugasnya atau standar hasil karyanya terlalu tinggi.
Setiap jenis tanggung jawab merupakan beban bagi beberapa orang, tanggung jawab terhadap orang menimbulkan tekanan yang berhubungan dengan perkerjaan (Gibson dkk, 1997 : 173).
II. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan secara singkat,maka perumusan masalah dari kasus diatas adalah “ Faktor apa yang menyebabkan tekanan pekerjaan pada para pegawai Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau ?”
III. Analisis dan Pembahasan
Tekanan kerja banyak sekali dialami oleh organisasi manapun, tidak terkecuali Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau, sehingga menimbulkan stress pada para pegawainya.
Setelah diadakan pengamatan di Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau, beberapa penyebab stress di instansi tersebut adalah :
- Tekanan atau desakan waktu kerja
Tekanan biasanya terjadi karena pimpinan memberikan waktu yang sangat terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan.
- Iklim politis yang tidak aman
Keadaan ini ditunjukkan melalui adanya persaingan diantara pegawai, sikap serta budaya organisasi yang kurang dipahami oleh pegawai. Sehingga memicu terjadinya konflik.
- Lingkungan fisik kerja
- Lingkungan fisik kerja ini dapat berupa kebisingan karena pada saat ini UIN Suska Riau sedang tahap pembangunan, khususnya Fakultas-fakultas baru.
- Sistem penyinaran yang kurang baik
Hal ini terjadi karena kurangnya daya listrik difakultas yang disebabkan pembangunan UIN Suska Riau, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan kurang maksimal.
- Tata ruang yang tidak memadai
Ruang kerja yang tidak rapi disebabkan karena layout meja yang tidak jelas. Contohnya meja-meja untuk Dosen tidak beraturan, sehingga banyak tugas-tugas mahasiswa terkadang banyak diletakkan dimeja yang bukan semestinya.
Untuk mengatasi tekanan pegawai yang disebabkan karena faktor stress,beberapa ahli mengemukakan konsep pengelolaan stress. Menurut (Hasibuan, 2005), mengatasi stress dapat dilakukan dengan Pendekatan Kejiwaan dan Konseling. Konseling adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan,dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut, agar dapat mengatasi masalah secara lebih baik.
Konseling juga bertujuan untuk membuat orang-orang menjadi lebih efektif dalam memecahkan masalah-masalah mereka itu.
Fungsi-fungsi Konseling yaitu :
- Pemberian nasehat, yaitu dengan mengarahkan mereka dalam pelaksanaan serangkaian kegiatan yang diinginkan.
- Penenteraman hati, yaitu dengan meyakinkan karyawan bahwa dia mampu untuk mengerjakan tugas-tugasnya asalkan dilaksanakn sungguh-sungguh.
- Komunikasi, yaitu melakukan komunikasi dua arah, formal dan informal, vertical maupun horizontal dan umpan balik harus ditanggapi manajer secara positif serta diberikan penjelasan-penjelasan seperlunya.
- Pengenduran ketegangan emosional, yaitu memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk mengemukakan problem yang dihadapinya secara gamblang dan jangan diinterupsi sampai dia selesai mengemukakannya. Baru kemudian kita berikan pengarahan yang bersifat rohani dan psikologis.
- Penjernihan pemikiran, yaitu pembahasan problem secara serius dengan orang lain, membantu seseorang untuk berpikir realistis dan objektif mengatasi masalahnya.
Menurut (Robbins, 2006), mengatasi stress dilakukan dengan Pendekatan Individu dan Pendekatan Organisasi. Pendekatan Individu, karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stressnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasi), dan perluasan jaringan dukungan sosial.
Pendekatan Organisasi. Beberapa faktor yang menyebabkan stress terutama tuntutan tugas dan peran, dan struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian faktor-faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin ingin dipertimbangan oleh manajemen antara lain perbaikan seleksi personildan penempatan kerja, penggunaan penetapan sasaran yang realistis, perancangan ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi dan penegakan program kesejahteraan korporasi.
Untuk mengatasi stress pegawai di Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau sebaiknya melalui Pendekan Individu dan Pendekatan Organisasi. Dengan pendekatan ini, akan dapat mengukur sejauh mana tingkat tekanan pekerjaan yang disebabkan oleh faktor stress sehingga akan dapat mambantu pegawai mengatasi permasalahan mereka.
IV. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
- Tekanan pekerjaan pegawai Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau disebabkan oleh stress.
- Penyebab stress pegawai Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Suska Riau yaitu :
- Tekanan atau desakan waktu kerja
- Iklim politis yang tidak aman
- Lingkungan fisik kerja
- Lingkungan fisik kerja juga dapat menyebabkan tekanan pekerjaan sehingga memicu terjadinya stress, antara lain yang disebabkan oleh :
- Kebisingan
- Sistem penyinaran yang kurang baik
- Tata ruang yang tidak memadai
- Saran
- Untuk mengukur tekanan pekerjaan yang dapat memicu terjadinya stress, dapat diatasi melalui Pendekatan Individu.
- Untuk mengukur tekanan pekerjaan yang dapat memicu terjadinya stress, dapat diatasi juga melaliu Pendekatan Organisasional.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Achdiat, Kusnadi, dan, Siti Chandra, 2003, Teori dan Manajemen Stress, Taroda, Malang.
Anoraga, Panji, dan Ninik Widiyanti, 1997, Psikologi Dalam Perusahaan, Rineka Cipta, Jakarta
Atkinso, Rita L, dan Richard C. Atkinso, 1997, Pengantar Psikologi, Erlagga, Jakarta.
Cooper, Carry, dan Alison Straw, 2005, Stress Manajemen Yang Sukses, Cetakan Kedua, PT. Keaint Blanc Indah, Jakarta.
Edstrom, M. S, 1997, Mengatasi Stress dan Menikmati Pekerjaan Anda, a, b, Wulandari, Arcan, Jakarta.
Gibson, James L, John M. Ivancevich, dan James H. Donnely, JR, 1997, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, Jakarta.
Handoko, T. Hani, 1998, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta..
Hardjana, Agus, M, 1997, Stress Tanpa Distres, Arcan, Jakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Ají Masagung, Jakarta.
Musbikin, Imam, 2005, Kiat-kiat Sukses Melawan Stress, Jawara, Jakarta.
Rogers, Tini dan Fiona Graham, 1999, Responding To Stress, a. b. Kusnandar, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Komentar Tamu :
Post a Comment
Pesan Admin: Budayakan Berkomentar Setelah Membaca Artikel di atas dan Tolong Jangan Menaruh SPAM, Terima Kasih....Blog Ini Dofollow, komentar yang saya anggap SPAM mohon maaf akan saya hapus.