Demikian disampaikan oleh Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaadmadja ketika ditemui di Gedung BI, Jalan Thamrin, Jakarta,
Jumat (22/1/2010).
"Ini kasus murni penggandaan kartu ATM kalau ada yang bilang hacker, internet banking atau orang dalam itu tidak mungkin. Karena kalau ada hacker kerugian lebih banyak. Jadi bukan database bank yang dibobol, ini murni penggandaan kartu," tuturnya.
Jahja menuturkan kronologis pembobolan ATM yang terjadi di Bali. Awalnya, ditemukan adanya alat penggandaan kartu dan nomor PIN ATM di 13 lokasi di Bali.
"Jadi bukan karena PIN diintip, jadi kartu itu digandakan dan PIN-nya direkam, ini merupakan sindikat internasional. Karena terjadi penarikan signifikan di Toronto, Kanada," katanya.
Namun ternyata bukan hanya Kanada, pembobolan terbesar justru terjadi lewat penarikan uang dari Australia. Semua ini dilakukan melalui jaringan Cirrus.
Karena itu BCA untuk sementara memblokir transaksi dan transfer dana kepada dua negara tersebut.
Sampai saat ini BCA melaporkan sudah ada 200 nasabahnya yang mengalami pembobolan dana lewat ATM ini, jumlahnya mencapai Rp 5 miliar.
Komentar Tamu :
Post a Comment
Pesan Admin: Budayakan Berkomentar Setelah Membaca Artikel di atas dan Tolong Jangan Menaruh SPAM, Terima Kasih....Blog Ini Dofollow, komentar yang saya anggap SPAM mohon maaf akan saya hapus.